Senin, 18 Maret 2013

Objek Wisata Daerah Lintang Empat Lawang



 Wisata air terjun di Empat Lawang
 

          Air terjun tujuh panggung di Desa Tanjungalam, Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang. Tujuan wisata di wilayah Sumsel ternyata tidak hanya berupa objek yang sudah dikenal dan diketahui umum, tetapi ada juga berupa objek yang masih belum digarap dan masih ‘perawan’ berada di lokasi yang tersembunyi. Salah satunya, air terjun tujuh panggung di Desa Tanjungalam, Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.
          Sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang memang memiliki tidak sedikit objek wisata yang selain memberikan keindahan juga sedikit tantangan.
          Di lokasi di atas Deretan Bukit Barisan yang terletak di atas 1.200 meter diatas permukaan laut (DPL), lokasi air terjun tujuh panggung memang memberikan nuansa segar alam pegunungan. Alam yang masih belum tersentuh ini terletak di antara kebun-kebun warga dan hutan yang masih ‘perawan’.


Air terjun di panggung ketiga cukup sulit didaki. Namun, warga sekitar sudah sering menikmatinya. Untuk mencapainya, harus rela berjalan kaki selama sekitar 3 jam dari desa terdekat, Desa Tanjungalam. Kalau mau naik ojek, sebenarnya ada, tetapi hanya separoh jalan. Selebihnya tetap harus berjalan kaki meniti jalan setapak di lereng bukit yang terjal dan licin berlumut.
Akses jalan masih berupa jalan setapak yang harus melewati bukit terjal dan hutan rimbun. Itupun baru sampai ke panggung ke dua. Selanjutnya masih berupa jalan melintasi semak belukar.


Disinilah panggung pertama. Air yang jernih dan gemericik air mengundang pengunjung untuk berendam.  Air terjun di panggung pertama terdiri dari enam deretan air mancur yang masing-masing setinggi sekitar 2 meter dan dibawahnya ada lubuk sedalam sekitar 3-4 meter dengan luas sekitar 4 x5 meter. Air yang jernih dan dingin membuat keinginan berendam tak tertahankan.

Sementara di panggung kedua hingga ketujuh juga memberikan nuansa yang berbeda. Karena ketinggian masing-masing air terjun memang berbeda. Berkisar antara 5 hingga meter 14 meter. Di panggung ketujuh, malahan terdapat dua sumber air yang mengucur ke lubuk di bawahnya. Hanya saja di panggung ini, sepertinya memberikan kesan angker karena ada pusaran air yang cukup kuat.
          Di atasnya lagi, sesungguhnya masih ada dua panggung air terjun. Namun, belum ada satupun orang yang berani menapakinya, karena memang jalan menuju ke sana cukup terjal. Tebing bebauannya mencapai 45 derajat. Selain curam, juga berlumut sehingga sulit didaki. Nuansa alami yang liar ini memang cukup memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang punya minat menikmati wisata alam. Hanya saja, untuk mencapai lokasi ini dari kota Palembang, cukup jauh. Jarak Palembang ke Tebing tinggi ditempu dalam waktu 7 jam menggunakan mobil ataupun kereta api.

Saat ekspedisi, suasana lebih meriah karena diramaikan oleh para pemburu babi. Persatuan Olahraga Berburu Babi (Porbi) Sumsel sedikitnya ada seratus pemburu lengkap dengan anjing. Hasilnya, 14 ekor babi hutan berhasil ditangkap dalam sehari dari kawasan perkebunan dan ladang masyarakat setempat.

Rombongan pemburu babi dari Pagaralam meramaikan ekspedisi Musi Ulu ke Air terjun Tujuh Panggung.

Kereta api, tersedia dua jadwal, siang dan malam. Kalau memilih kelas ekonomi bisa berangkat siang hari dari Stasiun Kertapati, Palembang tujuan Lubuklinggau. Atau jika memilih kelas bisnis dan eksekutif berangkat malam hari. Jika berangkat dari Kertapati pukul 21.00 WIB, tiba di Stasiun Tebing tinggi sekitar pukul 04.00 WIB.
          Sementara kalau memilih menggunakan mobil bisa menumpang bus ataupun travel. Ongkosnya berbeda sesuai dengan kelasnya. Dari Tebingtinggi menuju lokasi desa terdekat bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Kendaraan angkot bisa disewa untuk mencapai kawasan ini. Jadi untuk menikmati air terjun ini, dari Palembang membutuhkan waktu 3 hari termasuk perjalanan Tebingtinggi-Palembang.


Akses menuju lokasi air terjun hanya berupa jalan setapak. Bahkan, jalan ini baru dibuat oleh warga. Kalau tidak hati-hati, bisa berbahaya. Jurang yang curam dan berbatu menanti, merupakan tantangan tersendiri.

Kelelahan menempuh perjalanan dari Desa Tanjungalam ke lokais air terjun rasanya terbayar ketika sudah menikmati kesegerdan sawah alam di air terjun. Sepanjang jalan desa dan jalan setapak, ladang, sawah serta gemericik air sungai menemani dan menambah nikmat perjalanan wisata.

Usai menikmati air terjun, dua sumber air panas yang berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan kaki juga bisa melengkapi perjalanan wisata alam ini.


Wisata Arung Jeram di Ulu Musi 


 Aliran Sungai Musi Ulu memberikan peluang untuk dinikmati dengan menumpang perahu karet sambil berolahraga arung jeram. Jalur sepanjang 29 kilometer dari Desa Tanjungraya hingga ke Tebingtinggi, Ibu Kota Kabupaten Empat Lawang, memang memiliki beberapa titik berupa arus deras yang bisa meningkatkan andrenalin.
          Selain arus yang deras dan bergelombang, pusaran juga membuat perahu terombang-ambing di sela-sela bebatuan besar dan keras, yang tentu saja membikin penumpang perahu harus hati-hati. Kalau tidak, perahu bisa terbalik dan terbentur batu. Kalau sedang apes, bukan tidak mungkin kepala terbentur. Tanpa mengenakan helm, tentu aktivitas itu akan berbahaya. Jalur ini memang memiliki kesulitan tingkat tiga, dengan debit air yang cukup deras dan cukup berbahaya. Di beberapa titik, lekukan akibat adanya batu-batu besar membuat perahu karet terombang-ambing dan kalau tak pandai-pandai mengendalikan bisa terbalik.

Sepanjang jalur itu, sedikitnya terdapat 13 jeram yang cukup deras, mengarah ke batu dan membuat perahu jumping. 



Panjat Tebing 

Pemandangan di sepanjang aliran sungai juga memberi nuansa tersendiri. Selain perbukitan, tebing-tebing terjal juga bisa dijadikan objek panjat tebing. Belum lagi beberapa muara anak sungai dengan bebatuan menghitam dengan ukuran yang cukup besar memberikan pandangan indah tersendiri.

Suasana angker yang selama ini dipercaya masyarakat cukup memberi kesan dan tantangan sendiri. Paling tidak, percaya ataupun tidak, untuk menikmati arung jeram di jalur ini memang harus dimulai dengan ritual berdoa dan tidak boleh berperilaku sombong dan angkuh.

Banyaknya pantangan dan peringatan yang berbau mistis memang tetap harus dipegang dan dipercaya. Apalagi, arusnya yang tenang di beberapa titik membuat peserta arung jeram harus menguras energi untuk mendayung perahu. Jarak 29 kilometer yang kalau menggunakan mobil bisa ditempuh hanya dalam waktu dua jam, dengan perahu karet memakan waktu enam jam.
Jika di sepanjang aliran sungai terutama di beberapa titik lebih ditata, tentu akan dapat memberi nuansa lebih indah. Batu-batu raksasa dan dinding sungai yang bergua, bisa memberikan ciri tersendiri. Jika berminat menikmati arung jeram di bagian ulu Sungai Musi, Anda bisa menempuh perjalanan sekitar delapan jam dari Palembang menuju Tebingtinggi.
Wisata Ayek Lintang
Pemandangan ayek Lintang dan Jeramba Kawat:




















Sungai Payau (Ayek Payau)
 
          Ayek Payau ( Sungai Payau) salah satu sungai yang terdapat di Kabupaten Empat Lawang, menurut sumber yang kami dapat sungai ini memiliki kadar belerang cukup tinggi.
          Salah satu sumber potensi untuk pembangunan Kabupaten baru ini, yang hingga saat ini belum jadi perhatian.
          Semoga suatu saat sumber alam dapat diberdaya gunakan, sehingga memberi dan membuka kesempatan kerja, bagi masyarakat Kecamatan Pendopo Lintang dan Muara Pinang pada khususnya, serta Kabupaten Empat Lawang pada umumnya.




Sungai ini mengalir dari Kecamatan Muara Pinang hingga bermuara di Sungai Lintang (Ayek Lintang) Kecamatan Pendopo Lintang.


Sumber : http://forumlintangempatlawang.blogspot.com

10 komentar:

  1. air terjunnya indah... air di ayek lintang juga jernih, seger banget kayanya kalo nyemplung disitu, hihi.. tapi ko yang di ayek payau coklat banget yah? hehehe... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kampungku memang kaya akan sungai2nya, nah kalo ayek payau itu konon sumbernya mata airnya langsung dari gunung dempo, kandungan airnya nya tu sebagian besar sulfur (belerang) makanya airnya bewarna cokelat.. cocok buat berendam bagi yang punya penyakit kulit.. hehehe..

      Hapus
  2. dusenn kito masi segarr alamoo
    semoga kito pacak merawato besamo2

    BalasHapus
  3. \Kalu pacak masukan lebe banyak agi maseh banyak objek wisata di dusun kito. Salam kenal jakdi jemo Rantau kasai

    BalasHapus
  4. Aye Bayau Kuning Olok anu pagi-pagi kito ke ulu duson

    BalasHapus
  5. PEDIO NYO ADO KOMEN NEDO NYAMBUNG RU SANAK.... OI PAK JONO JANGAN GANGGU ORANG LINTANG AMON NAK SELAMAT

    BalasHapus
  6. mohon infonya travel dari palembang tujuan empat lawang/tebing, thanks mang...

    BalasHapus
  7. Kunjungi juga ya BLOG AYE " blogger jemo lintank "
    http://indrasmansamapin.blogspot.com/

    BalasHapus
  8. Orang tua saya orang dusun landur,tapi saya blum tau dusun itu lagi,saya merantau ke tangerang dari umur 4th ,kalau ada orang landur yg buka ini tolong inpormasi mengenai landur

    BalasHapus
  9. kealamian Empat Lawang memang keren,suahsana pedesaan yang asri sangat cocok untuk menghibur penat.
    Keren.

    BalasHapus