Jumat, 01 Januari 2016

Situs Purbakala & Peninggalan Kuno Di Empat Lawang

Terkait erat dengan daerah Lahat dan Pagar Alam yang banyak memiliki situs purbakala, begitu juga dengan Empat Lawang yang masih terikat dalam satu wilayah Provinsi Sumatera Selatan,  hal ini terkait di temukannya beberapa arca & dolmen & naskah kuno yang ada di Empat Lawang, adapun peningalan-peninggalan sejarah tersebut adalah :

1. Tujuh Batu Megalit

Baru-baru ini ada Tujuh batu megalit berbentuk arca manusia dalam berbagai ukuran ditemukan di areal hutan lindung di Kecamatan Talangpadang, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan,
Batu megalit berbentuk manusia dalam berbagai ukuran mulai dari anak-anak hingga manusia dewasa ini berada di satu lokasi, dan letaknya terpencar di atas lahan seluas sekitar satu hektare di kawasan perbukitan di perbatasan Sumsel dengan Provinsi Bengkulu.


                                                      (Gambar Ilustrasi)

Selain ditemukan patung, di daerah itu juga terdapat gua batu berukuran lebar 2 meter dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Tidak diketahui secara pasti kemungkinan adanya megalit lainnya, mengingat daerah itu jarang didatangi orang.

Jarak yang harus di tempuh untuk sampai ke lokasi adalah  empat jam dengan berjalan kaki dari Desa Talangpadang ke lokasi situs tersebut, dengan menjelajah hutan belantara dan perbukitan,"

Patung batu itu ada yang berbentuk seorang wanita, anak-anak, dan laki-laki dengan posisi berdiri tegak.Diperkirakan batu megalit itu sudah berumur ribuan tahun, dengan tinggi antara 1 hingga 1,7 meter dan kondisinya masih utuh dan sayangnya sampai saat ini belum ada dokumentasi lengkap tentang ketujuh arca ini.

2. Dolmen

Penemuan megalith jenis dolmen ini sudah lama di temukan oleh warga di Kecamatan Pendopo dan kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang. Dolmen yang ada di Kecamatan Pendopo berada di Dusun Gunung Meraksa lokasinya di belakang MTs Al Khoir di tempat perkebunan warga.



Dolmen atau meja batu merupakan tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Di bawah dolmen itu biasanya sering ditemukan kubur batu. Di Sumatera bagian selatan dolmen memang sering ditemukan.

Kemungkinan masih banyak peningalan-peningalan lain yang di temukan oleh warga, hanya saja di karenakan belum adanya penelitian jadi  tidak pernah di ceritakan oleh masyarakat dusun dan terekspos ke publik apalagi karena banyak masyarakat yang belum mengerti.

3. Kapak Batu

Perna tanpa sengaja ketika  surfing jelajah ke situs olx.co.id dan mampir di wilayah transaksi  Empat Lawang, saya menemukan hal  menarik, yaitu iklan yang menjual kapak batu. entah dari mana si pengiklan mendapatkan kapak batu tersebut tetapi saya yakin kapak batu tersebut juga berasal dari Empat Lawang, hal ini beralasan karena wilayah Empat Lawang banyak peninggalan-peninggalan megalitikum. Tetapi sangat di sayangkan apabila barang prasejarah ini di perjual belikan dan keluar dari wilayah empat lawang sebagai salah satu kekayaan peninggalan kuno.


Kapak Batu adalah sebuah batu yang mirip dengan kapak,  tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara menggenggam. Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, dalam ilmu prasejarah disebut chopper artinya alat penetak. betuk Batu tersebut dipahat memanjang atau diserpih sehingga berbetuk lonjong.


4. Naskah Kuno


Tim Survei Aksara Lokal Balai Arkeologi Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menemukan Dua naskah kuno di Pendopo Lintang, Kabupaten Empat Lawang.
Untuk meneliti lebih lanjut naskah kuno tersebut telah di turunkan tim peneliti aksara hurup ulu beranggotakan empat orang saat melakukan penelitian di lima kabupaten/kota sejak 12 April lalu.

                                                                    (Gambar Ilustrasi)

Dua naskah ini  ditemukan tepat di Desa Lingge,Kecamatan Pendopo,Empat Lawang. Isinya tentang bercocok tanam dan mengusir hama tanaman.
Memang untuk menemukan berbagai peninggalan bersejarah berupa aksara ulu dibutuhkan waktu dan melalui pendekatan terhadap masyarakat. Sebab peninggalan ini tidak semua orang menyimpan dan sifatnya hanya koleksi saja, pencarian berbagai benda bersejarah ini bisa dilakukan dengan mendatangi sejumlah “Dusun Tua”. Kemudian bisa juga di daerah pusat marga dan orang-orang yang menjadi elite pemerintahan pada zaman itu.