Senin, 22 Desember 2014

Kebudayaan Empat Lawang, Hidup Segan Mati Tak Mau

Perkembangan Kesenian di daerah tidak terlepas dari unsur-unsur kebudayaan yang ada di suatu daerah tersebut, terutama pada apresiasi dan tingkat penghargaan terhadap nilai-nilai budaya suatu daerah. Maju dan mundurnya  atau berkembangnya proses kebudyaan akan berjalan dengan baik, bila nilai-nilai budaya dijunjung tinnggi di masyarakat kita. 
 
Perkembangan budaya tidak dapat berkembang dengan sendirinya, melainkan melalui unsur-unsur yang mempengaruhi kebudayaan itu sendiri. Contohnya pola pikir masyarakat, kebiasaan yang dilakukan masyarakat, serta pengaruh budaya (kultur) di masyarakat itu sendiri.
Perkembangan budaya  hanya bisa dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal, maupun pendidikan non formal, yang memiliki peran penting di dalam masyarakat dan keluarga.
Budaya yang maju akan mempengaruhi dinamika masyarakat. Dinamika masyarakat yang berkembang akan melahirkan unsur-unsur yang bernilai seni tinggi, sehingga dapat ikut serta memajukan daerah.
Seiramah dengan akal dan pikiran yang ada di suatu daerah, unsur kesenian yang meliputi  seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater dan seni sastra.

Kalau kita lihat perkembangannya di Empat Lawang sangatlah lamban, karena banyak faktor yang mempengaruhi. Salah satu diantaranya yang telah saya uraikan diatas tadi, iklim kebudayaan dan apresiasi masyarakat juga akan sangat berpengaruh pada proses perkembangan seni budaya di suatu daerah.

Banyak kebudayaan & seni yang sudah hilang, seperti Rejung, tadut, jidur, bola rago (takrau), tulis ulu dan kebudayaan lainnya. Nah, ini mesti menjadi perhatian pemerintah daerah untuk menggali kembali dan mengangkat kebudayaan ini, karena ini merupakan warisan nenek moyang yang mestinya tetap lestari seiring perkembangan zaman.

Salah satu cara untuk menjaga kebudayaan lama & melahirkan karya-karya seni baru di Empat Lawang adalah dengan menumbuhkan wadah-wadah untuk menyalurkan kreatifitas seni melalaui sanggar-sanggar seni yang selama ini masih sedikit. 


Untuk saat ini sanggar seni di Empat Lawang yang sudah berjalan cukup lama jumlahnya tidak banyak. Seperti : 
- Sanggar Seni Merah Jambu Lubuk Puding Kecamatan Ulumusi.
- Sanggar Seni Musi SMP YPBI 24 Padang Tepong Kecamatan Ulumusi.
- Sanggar Seni Pelangi SMP Negerui 1 Ulumusi.

Sebenarnya, banyak berdiri sanggar-sanggar di Empat Lawang  terutama di sekolah-sekolah.  Akan tetapi dari kebanyakan sanggar itu tidak didaftarkan. “Ini sangat disayangkan. Sebab sanggar seni merupakan wadah belajar berkesnian yang tentunya merupakan asset untuk mencetak karya seni budaya daerah yang bermutu di Empat Lawang,”

Kita berharap, di masa mendatang dengan apresiasi dari masyarakat terhadap kesenian di Empat Lawang akan dapat menumbuh kembangkan kesenian yang lahir dari akar kebudayaan daerah. Insya Allah di Empat Lawang akan lahir karya-karya kreatif dan imajinatif dari seniman, yang sampai hari ini jumlahnya masih sangat sedikit. Yang paling penting bukan karya menciplak atau mencuri dari kebudayaan orang lain. Dan satu hal lagi, Kesenian Empat Lawang akan lahir dan berkembang tidak terlepas dari nilai penghargaan masyarakat, terhadap para seniman yang selama ini cenderung dipandang sebelah mata. Kedepan kita berharap tidak ada lagi pihak yang menilai seniman dengan sebelah mata, sehingga penghargaan karya seni di Empat Lawang akan semakin baik.