Senin, 25 November 2013

Forum Peduli Empat Lawang (FPEL)

Sabtu tanggal 23 Nopember 2013, terlahir organisasi FORUM PEDULI EMPAT LAWANG yang di deklarasikan Oleh para Toko-toko Masyarkat Empat Lawang. dengan mengumpulkan ratusan masyarakat Empat lawang sebagai saksi terlahirnya organisasi ini.



FORUM PEDULI EMPAT LAWANG merupakan  lembaga alternatif yang kelak berfungsi sebagai wadah yang menampung aspirasi dan mengapresiasikannya di tengah masyarakat serta menyampaikan pengaduan-pengaduan, membangun komunikasi dan silaturahmi antar komunitas masyarkat Empat Lawang. Meningkatkan kapasitas kepedulian masyarakat terhadap pengawasan kinerja pemerintah daerah Empat Lawang.

Foto


FPEL terbentuk dari gagasan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang di mutasikan oleh pemerintah daerah Empat Lawang  pasca dimenangkannya Pilkada oleh  Bupati Empat Lawang yang menjabat sebelumnya yaitu "H. Budi Antoni", yang di rasa oleh para PNS ini tidak wajar dan tidak adil.  hal ini di pandang bukanlah suatu perubahan maupun penyegaran ke arah yang lebih baik, melainkan suatu tindakan yang semenah-menah dari seorang Pemimpin yang menghukum masyarakatnya yang tidak pro dengannya, sebab jumlah PNS yang di mutasikan ini tidak tanggung-tanggung lebih kurang 500 orang yang di mutasikan.

Pemerintahan Empat Lawang yang di pimpin Oleh Bupati H. Budi Antoni selama dua Dekade ini juga di rasa oleh Masyarakat empat lawang tidaklah membawah kemajuan, untung-untung ada kemajuan malah Bupati yang baru di lantik kembali ini terjerat kasus hukum yang di tuding telah menyuap Hakim Mahkamah Konstitusi "Akil Mocthar" untuk memenangkan Pilkada yang baru saja di menangkanya.

Memang, tak ada kabupaten di indonesia  ini yang sama sekali bebas dari korupsi. Tapi, harus diakui bahwa peran suatu ormas maupun LSM dalam mengawasi jalannnya pemerintahan daerah dapat menekan timbulnya  korupsi.

Manusia beretika mestinya menyadari akibat buruk perbuatannya pada orang lain, baik pada masa kini maupun generasi selanjutnya. Manusia beretika harusnya bertekad seperti apa yang dikatakan Aristoteles, “lebih baik menderita daripada melakukan kejahatan.” Hans Jonas, seorang filosof Jerman-Amerika, secara lebih luas mengungkapkan, Bertindaklah sedemikian rupa hingga akibat-akibat tindakan kita dapat diperdamaikan dengan kelestarian kehidupan manusiawi sejati di bumi.”Manusia wajib hidup damai dengan sesama dan hidup damai dengan alam.
Bayangan buruk dari akibat perbuatan jahat pada masa kini terhadap masa mendatang harusnya membuat kita berusaha bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang kita lakukan. Kaderisasi koruptor dengan alasan apapun harus disudahi oleh segenap rakyat Empat Lawang,  Dipandang dari sudut manapun, kaderisasi koruptor tak memiliki pijakan kemanusiaan. 

Setiap orang  yang menduduki jabatan publik harus mencamkan kebenaran ini. “Jabatan politik sudah selayaknya dihayati sebagai panggilan (calling) untuk melayani.” Hanya dengan kesadaran itulah mereka bisa waspada untuk tidak dikuasai napsu untuk berkuasa, dan menghalalkan segala cara. Elite yang memahami jabatan sebagai pusat pelayanan, tentu akan dengan jujur dan sadar menempatkan ranah politik sebagai media atau panggung dimana kepentingan umum menjadi tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar