Minggu, 14 April 2013

Perjalanan Hidup Seorang Anak Gembala Dari Lintang Empat Lawang

Senja memerah di ufuk barat. Pertanda malam akan segera datang. Kudengar kicauan burung menyanyikan lagu sendu. Aku menoleh kebelakang. Melepaskan pandangan ke arah jalan yang telah kutempuh. Aku menarik nafas dalam. Begitu panjang perjalanan yang pernah kulalui. Ribuan jurang telah kuturuni. Ribuan bukit telah kudaki. Ribuan mil laut telah kuarungi. Berbagai halangan dan rintangan telah kusingkirkan. Perjuangan ini memang tidak mudah. Bermandi keringat dan air mata. Keberhasilan bergantung pada peluang yang tersedia. Dan peluang selalu bersembunyi dibalik tantangan. Karena itu hanya orang-orang yang berani menghadapi tantangan itulah yang akan memperoleh peluang untuk mencapai keberhasilan. Aku bersyukur kepada Allah atas keberhasilan yang pernah kucapai. Begitu banyak anugerah Allah yang telah kunikmati. Menjelajahi bumi Allah yang terbentang luas. Hampir semua kota di tanah air telah kudatangi. Semua negara tetangga telah kukunjungi.

Bahkan negeri-negeri yang jauh, lebih dari dua kali lipat perjalanan ke Jeddah, Arab Saudi. Seperti Rio de janeiro, Brazil. San Francisco, New York, Hawai, Huston, Colorado, Grand Canyon Nevada, Las Vegas. Entah apa lagi. Semua sudah menjadi masa lalu. Kini aku kembali berada di tanah air. Esok mungkin sudah berada kembali ke kampung halaman, Tanjung Tawang, Lintang Empat Lawang. Negeri para jagoan. Tempat empat jagoan bersatu menjaga bumi yang subur makmur. Dengan sungainya yang tak pernah kering. Dengan hasil buminya yang berlipah-ruah. Dengan hewan ternaknya yang berkeliaran aman di sekitar pedesaan. Dengan penduduknya yang ta’at beribadah. Dengan anak-anak dan remajanya yang sangat memuliakan orang tua-tua serta sangat mengagungkan kebesaran Nabi Muhammad SAW dan keagungan Allah SWT. Tak ada penjudi. Tak ada pencuri. Apalagi perampok. Tak ada minuman keras. Apalagi Narkoba. Tata krama pergaulan yang ramah dan sopan. Namun tegas dan keras dalam membela kebenaran. Nedo muno mati jadia. Selalu siap mati demi membela kebenaran. Kewajiban Amar ma’ruf Nahi Munkar benar-benar terpatri di setiap jiwa umat. Jangankan melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, merokok ditengah hari di bulan puasa saja akan mendapat teguran yang keras. Semua berlomba meraih redho Allah.
Tapi itu dulu. Dulu sebelum aku pergi merantau meninggalkan kampung halaman. Berat rasanya untuk kembali ke tempat itu. Karena segalanya sudah berubah. Semua berawal dari kebijakan pemerintah Orde Baru. Lembaga adat ke-pasirah-an sebagai kepala marga yang dipilih secara langsung oleh penduduk yang selalu tampil dalam menyelesaikan berbagai masalah dihapuskan. Sebaliknya judi secara nasional disiarkan hingga ke plosok pedesaan dan wajib diamankan oleh aparat. Video porno yang merusak generasi muda disewakan bebas oleh aparat pada awal masuknya jaringan televisi ke pedesaan. Para ustad yang menentang diintimidasi dengan sebutan ekstrim kanan sehingga banyak sekolah-sekolah agama bubar karena dianggap sebagai tempat para ustad memprovokasi masyarakat untuk menentang kebijaksanaan pemerintah.
Hanya dalam kurun waktu tiga puluh tahun, perubahan mulai terlihat nyata. Hampir semua sekolah agama rontok alias bubar. Bahkan Sekolah agama madrasah ibtidaiyah yang berpuluh tahun kucoba pertahankan demi pendidikan agama para tunas bangsa serta merta dijadikan sekolah pagi sehingga muridnya jauh berkurang karena tak bisa lagi sekolah rangkap seperti dulu. Pagi sekolah dasar, siang sekolah agama. Sehingga peluang untuk belajar berjudi dan mencuri bagi anak-anak akan berkurang. Dan para orang tua dapat bekerja dengan tenang di ladang tanpa kehawatiran anak-anaknya melakukan hal-hal yang dapat merugikan masa depannya. sekarang para orang tua tak lagi mewajibkan anak-anaknya belajar sholat dan mengaji. Mereka lupa bahwa anak yang salah didik justru dapat menjadi musuh di dunia dan akhirat. Banyak anak yang tega membunuh orang tua karena ingin menguasai harta warisan sebelum waktunya. Dan di akherat kelak mereka pasti menyalahkan kedua orang tua dan akan menyeret kedua orang tuanya ke neraka karena tidak memberikan pendidikan agama.
Bahkan tak jarang para orang tua justru memberikan contoh secara nyata kepada anak-anaknya bagaimana cara memperoleh rezeki yang diharamkan Allah dengan judi dan mencuri. Mengambil hasil tanaman orang lain di kebun orang di tengah hutan tanpa meminta izin terlebih dahulu seolah-olah tanaman itu tumbuh dengan sendirinya. Meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi (pancing gendam/ Riba). Bila meminjam sesuatu tidak mau mengembalikan dan dianggap milik sendiri dan berharap yang punya lupa. Kalau menghutang tidak mau membayar bahkan kalau ditagih langsung marah. Melakukan pembiaran terhadap berbagai kemaksiatan yang ada disekitar lingkungannya dan membiarkan anak membawa harta yang dapat diduga milik orang lain ke rumah seolah-olah menyetujui adanya kemaksiatan dan perbuatan tercela itu. Semua contoh buruk tersebut akan mengendap dalam ingatan anak-anak dan akan dipraktekkan di masa depannya. Karena itu tidak mengherankan bila para anak muda tak lagi mencintai mesjid untuk beribadah karena orang tua mereka sendiripun tak pernah mencontohkan.
Juga semakin sulit menemukan para ustad yang bertanggung jawab. Bahkan tak berani secara tegas menyatakan bahwa tidak sholat itu kafir karena takut dibenci dan disisihkan dari pergaulan. Sehingga kata kafir diganti kufur. Lebih parah lagi ada ustad yang tanpa sadar membohongi umat dengan mengatakan bahwa kalau berpuasa sebulan romadhon maka diampuni segala dosa dan kembali suci seperti bayi yang baru lahir. Entah ayat mana yang mereka jadikan dalil. Akibatnya selama sebelas bulan umat bebas melakukan berbagai dosa. Toch nanti pada bulan puasa akan diampuni segala dosa dan kembali suci seperti bayi. Kewajiban zakat tak pernah diberitahukan kepada umat. Padahal dalam ayat sholat selalu bergandengan dengan kewajiban zakat. Akibatnya umat tidak lagi menganggap zakat sebagai kewajiban. Sehingg fungsi sosial untuk membantu meringankan beban sesama umat terlupakan.
Meskipun tau bahwa tidak semua umat memiliki tafsir Al-Qur’an dan tak mengerti bahasa Arab, tapi tak mau menjelaskan makna bacaan ayat Al-Qur’an yang diajarkannya melainkan lebih mengutamakan cara membaca dan panjang pendeknya. Akibatnya umat tidak dapat memahami maksud yang terkandung dalam Al-Qur’an. Sehingga tidak mungkin dapat melaksanakan aturan Allah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dianggap tabu. Karena takut dituduh teroris. Asal umat sudah sholat cukuplah. Bahwa mereka melakukan STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan, itu urusan masing-masing. Akibatnya, perlahan tapi pasti, umat tersesat semakin jauh.
Dan hasil karya pemerintah orde baru itu sudah semakin nyata. Judi tak lagi dibenci. Bahkan disukai oleh segenap lapisan masyarakat. Besar kecil tua muda laki perempuan, hampir semua menjadi penggemar judi. Mereka tak sadar setiap rupiah yang diperoleh dengan tetesan keringat hasil pertanian dengan mudah disetorkan ke orang lain para bandar judi togel entah dimana mereka berada. Pencurian dan perampokan pun meraja-lela tak kenal waktu dan tempat lagi. Tak ada sejengkal tanah pun aman dari pelaku kejahatan. Hasil kebun dijarah. Hewan ternak dicuri. Harta dalam perjalanan dirampok. Tak ada yang dapat mereka lakukan selain memetik hasil kebun seperti kopi dan durian sebelum waktunya meskipun harganya murah karena mutunya rendah lantaran dipetik sebelum waktunya dari pada kedahuluan para pencuri yang semakin sulit ditandai karena hampir semua melakukan. Tak lagi memelihara hewan ternak, meskipun hanya ayam. Karena selalu menjadi sasaran pencuri. Ke depan, mungkin tak mau lagi bercocok tanam karena selalu didahului pencuri. Lalu, bagaimana cara mereka untuk bertahan hidup?. Merampok, bila perlu membunuh, siapa pun yang lewat di setiap jalan yang sepi di antara desa yang satu dengan desa yang lain.
Itulah fakta dan latar belakangnya. Lalu apa solusinya?.
Pasti banyak yang tau jawabannya. Yakni, Pertama, Agama. Hijrah kembali menjadi umat Islam yang kaffah. Islam yang utuh. Melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al-Baqarah Ayat : 208. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.Tetapi permasalahannya, apa yang harus dikerjakan sekarang agar bisa makan hari ini?. Agama tentu saja hanya merupakan kebutuhan rohani. Sementara kebutuhan tubuh untuk makan tidak dapat ditunda-tunda. Bukankah sudah ada program RASKIN?. Benar. Tapi cara pengelolaannya yang salah. Raskin dijadikan sumber penghasilan tambahan bagi aparat. Raskin juga diuangkan untuk dijadikan alat taruhan judi togel. Raskin juga sama sekali tidak mendidik masyarakat untuk berusaha sendiri mencari rezeki dalam jangka panjang. Rakyat perlu irigasi dan penyuluh pertanian serta pemasaran hasil bumi. Seharusnya raskin dijadikan sarana untuk mengatasi kondisi dalam keadaan darurat. Untuk itu dibuat dapur umum di setiap desa agar semua orang dapat makan.
Kemudian setelah makan, semua diwajibkan mengerjakan sawah dan ladangnya masing-masing. Jangan ada yang santai di rumah kecuali wanita dan anak-anak. Anak usia sekolah wajib digiring ke sekolah. Bila usianya tak memungkinkan lagi di sekolah negeri, masuk Sekolah agama swasta yang tidak membatasi usia sekolah. Bagi remaja yang sudah tamat sekolah dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi wajib ikut ke ladang membantu orang tua. Bagi yang tak punya lahan sawah dan ladang dapat mengerjakan sawah dan ladang milik orang lain dengan perjanjian bagi hasil. Tanam padi, sayuran atau jagung. Bagi yang tak punya sawah dan ladang dan tak memperoleh lahan tidur milik orang lain untuk dikerjakan, dapat memelihara dan mengembalakan ternak milik orang lain dengan bagi hasil. Bila memiliki kejujuran dan tanggung jawab, pasti ada orang yang bersedia mengeluarkan modal untuk beternak dengan bagi hasil tersebut. Yang penting, jangan sampai baru satu bulan sudah dijual dan pura-pura dicuri orang. Bila itu semua tak mungkin, bawa dacing tenteng dan karung goni pergi ke pasar tradisional, (Kalangan). Ada cabe beli. Ada kemiri beli. Ada jeruk beli. Ada kopi beli. Keesokan harinya jual ke kota. Tentu saja sebelum beli tanya dulu harga jual dan ongkos kendaraan. Dan lain sebagainya. Masih ada sejuta cara untuk mencari harta secara halal. Terakhir jadi buruh tani atau kuli panggul. Bukankah Allah sudah menjanjikan bahwa setiap mahluk bernyawa Allah jamin rezekinya.
Bila program ini dijalankan, dalam waktu empat bulan kemudian, pasti semua penduduk sudah menikmati hasil usahanya sendiri baik berupa beras, jagung maupun sayur-sayuran. Demikian juga bagi yang beternak. Pasti sudah bertambah dan sudah ada yang bisa dijual. Dengan demikian peminat raskin di dapur umum akan berkurang. Sehingga dana yang tersedia dapat digunakan untuk keperluan lain yang tak kalah pentingnya. Misalnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dengan membelikan dan membuat peralatan buang air besar di setiap rumah tangga. Agar tak lagi mencemarkan air sungai yang memiliki fungsi ganda tersebut ; tempat mandi, tempat mencuci, tempat mengambil air untuk minum dan masak, terutama di musin kemarau, dan .. tempat buang air besar seluruh penduduk desa yang dilaluinya. Sehingga setiap musim kemarau, warga lintang minum air kotorannya sendiri.
Bersamaan dengan itu para ustad juga perlu diingatkan, bahwa pekerjaan mereka sangat mulia. Mereka adalah pewaris nabi dan para ulama. Di tangan mereka umat menggantungkan diri. Mereka adala panutan dan tauladan bagi umat. Karena itu mereka mutlak harus bertanggung jawab dengan profesinya. Mengenai kewajiban sholat hadisnya sangat jelas, Bainal Kupri wal Iman, tarkus sholah. Batas antara kafir dan beriman adalah meninggalkan sholat. Dalam hadis yang lain juga ditegaskan bahwa kelak di akhirat, yang diperiksa pertama adalah sholat. Bila sholat tak dikerjakan maka semua amalannya tidak akan diperiksa lagi alias nyemplung ke neraka. Mengenai Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Allah dengan tegas menyatakan dalam surat Ali Imran Ayat : 104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah orang-orang yang beruntung”.
Sejalan dengan firman Allah ini, junjungan kita nabi Muhammad SAW juga bersabda : Dari Huzaifah bin Yamani ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh kalian harus menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari kemungkaran atau Allah akan mempercepat azab dari-Nya lalu kalian berdoa tetapi tidak akan dikabulkan." Tirmizi, hadis nomor 2169. Melalui hadis ini Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa bila tak ada lagi yang mau melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka ; 1. Allah akan mempercepat azabnya. Salah satu azab Allah adalah hilangnya rasa aman seperti yang terjadi saat ini di empat lawang. 2. Doa tidak dikabulkan.
Dan yang lebih fatal lagi, yang seharusnya disampaikan oleh para ustad kepada seluruh umat, adalah firman Allah dalam surat Ali Imran:142 “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. Memang ada juga ustad yang berani menyerukan jihad. Tapi saking takutnya dengan tuduhan sebagai teroris, pengertian jihad disederhanakan menjadi jihad melawan hawa nafsu. Padahal jihad yang sebenarnya tidaklah sesederhana itu. Jihad juga bermakna Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak. Dan Allah menjanjikan sorga bagi siapapun yang melaksanakan jihad ini. Seperti apa sih sorga itu?. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 25. “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”.
Ini berarti, hukuman penjara sebagai resiko yang harus diterima oleh orang yang melaksanakan perintah jihad, sama sekali tidak sebanding dengan kenikmatan sorga yang Allah janjikan. Sedangkan mengenai kematian karena melaksanakan jihad sudah pasti memperoleh imbalan sorga dari Allah. Namun mengenai ajal, Allah sudah menegaskan dalam Ali Imran ayat 145 :“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. Jadi, seandainya ada diantara penduduk yang beriman, mau menunggu ditempat yang sepi diantara dua desa, dengan niat berjihad untuk mencegah terjadinya perampokan di tempat itu, Allah menjamin sorga baginya karena melaksanakan jihad amar ma’ruf nahi munkar, dan dia tidak akan mati melakukan jihad itu kecuali dengan izin Allah.

Kedua, hapuskan judi. Karena judi adalah sumber dari segala kejahatan umat. Judi mengakibatkan sipelaku kehilangan akal sehat. Membuang uang untuk sesuatu yang tidak pasti. Judi membuat orang jadi melarat karena semua harta termasuk harta mertua pun bisa terjual karena kalah judi. Karena judi orang bisa jadi pencuri. Perampok, penipu dan sebagainya. Tak ada pilihan lain, judi harus dihapuskan dari bumi empat lawang. Bagi yang terlanjur mendarah daging sehingga tak bisa lepas lagi dari judi, silakan pergi ke Singapura atau ke Malaysia dimana judi memang dihalalkan dan difasilitasi. Lalu siapa yang harus menghapuskan judi tersebut?. Yang paling utama tentu saja pemerintah dengan dukungan aparatur keamanan setempat. Tapi langkah ini tak mungkin berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat. Oleh karena itu masyarakat harus dilibatkan dalam pembasmian judi. Setiap orang yang melaporkan adanya perjudian harus dilindungi dan diberi hadiah apabila ternyata laporannya benar. Bagi mereka yang tertangkap tidak ada perdamaian, semua harus dihadapkan ke meja hijau dan dijebloskan ke penjara.
Dan yang ketiga atau terakhir, tegakkan hukum tanpa pandang bulu. Siapapun dia, bila melakukan pelanggaran hukum harus dipenjarakan. Termasuk para pelaku dan penyelenggara judi dalam bentuk apapun. Termasuk para pembeli dan penjual minuman keras. Termasuk para pemakai dan pengedar Narkoba. Termasuk para pencuri kopi dari pohonnya dan pembeli kopi basah hasil curian itu. Pemerintah harus menyediakan dana yang memang berasal dari uang rakyat tersebut untuk meningkatkan operasi penegakan hukum dengan mengerahkan seluruh kekuatan aparatur keamanan yang ada dan dukungan sepenuhnya masyarakat melalui kotak pengaduan, telpon dan internet pengaduan dengan jaminan penuh keamanan bagi setiap pelapor dan imbalan hadiah bagi mereka yang berani membela kebenaran dengan membantu pemerintah menghapuskan segala bentuk kemaksiatan di muka bumi.
Kesimpulannya adalah, tidak ada alasan untuk berputus asa. Selalu ada jalan untuk mengatasi setiap persoalan. Penyebab utama kemerosotan moral di bumi empat lawang adalah karena menjauh dari ajaran agama. Tapi jalan menuju kembali ke ajaran agama tak mungkin dapat dilakukan tanpa melakukan pembenahan total terhadap situasi dan kondisi kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena itu disamping dilakukan peningkatan kualitas keimanan melalui pendidikan agama dan pengajian di setiap desa, juga disertai dengan langkah peningkatan kesejahteraan masyarakat serta penegakan hukum secara tegas dan konsekwen tanpa pandang bulu terhadap segala bentuk kemaksiatan. Dan ini merupakan AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR. Ini perintah Allah. Barang siapa berjihad untuk menjalankan perintah Allah, baik yang hidup maupun yang tewas karena itu, Allah telah menjanjikan sorga. Dan semua tau, Allah tak pernah ingkar janji. Semoga saja tulisan ini dapat menggugah hati setiap orang yang masih tersimpan setitik iman dalam jiwanya, untuk bangkit memenuhi seruan Allah, melakukan Jihad fi sabilillah, menegakkan syareat Allah di muka bumi. Demi mengharapkan redho Allah. Insya Allah.
Hingga saat ini aku masih belum memutuskan langkah apa yang akan kutempuh selanjutnya dalam mengisi hari-hari pensiunku. Alhamdulillah kedua anakku sudah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Yang tua sudah bekerja mengikuti jejakku di Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia. Sementara yang kecil baru akan di wisuda bulan Mei 2013 yang akan datang. Ada keinginan untuk bergabung dengan partai politik dan memperebutkan kursi di Senayan, untuk ikut membenahi negeri ini dari dalam. Karena teriakan dari luar gedung itu sangat sulit didengar sampai ke dalamnya. Tapi menyadari betapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan, sepertinya aku harus berpikir dua kali. Dari pada uang yang hanya sedikit dan hilang sia-sia, lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Sementara rencana untuk kembali ke desa guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi di kampung halaman, masih terhalang beban keluarga karena kedua anakku belum berumah-tangga. Karena itu untuk sementara kuputuskan untuk beristirahat di rumah sambil menunggu gaji pensiun turun dengan pangkat pengabdian golongan IVd, dengan meningkatkan peribadatan, bergabung bersama jemaah terdekat di luar komplek perumahan. Kisah anak pak Andigh nak nyadi rajo pun, selesai sudah. Balik dusun, ngulang nyawat agi. Alhamdulillah. (Yans Zailani ).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar