Perjalanan Hidup Seorang Anak Gembala Dari Lintang Empat Lawang
Senja
memerah di ufuk barat. Pertanda malam akan segera datang. Kudengar
kicauan burung menyanyikan lagu sendu. Aku menoleh kebelakang.
Melepaskan pandangan ke arah jalan yang telah kutempuh. Aku menarik
nafas dalam. Begitu panjang perjalanan yang pernah kulalui. Ribuan
jurang telah kuturuni. Ribuan bukit telah kudaki. Ribuan mil laut telah
kuarungi. Berbagai halangan dan rintangan telah kusingkirkan. Perjuangan
ini memang tidak mudah. Bermandi keringat dan air mata. Keberhasilan
bergantung pada peluang yang tersedia. Dan peluang selalu bersembunyi
dibalik tantangan. Karena itu hanya orang-orang yang berani menghadapi
tantangan itulah yang akan memperoleh peluang untuk mencapai
keberhasilan. Aku bersyukur kepada Allah atas keberhasilan yang pernah
kucapai. Begitu banyak anugerah Allah yang telah kunikmati. Menjelajahi
bumi Allah yang terbentang luas. Hampir semua kota di tanah air telah
kudatangi. Semua negara tetangga telah kukunjungi.
Bahkan
negeri-negeri yang jauh, lebih dari dua kali lipat perjalanan ke Jeddah,
Arab Saudi. Seperti Rio de janeiro, Brazil. San Francisco, New York,
Hawai, Huston, Colorado, Grand Canyon Nevada, Las Vegas. Entah apa lagi.
Semua sudah menjadi masa lalu. Kini aku kembali berada di tanah air.
Esok mungkin sudah berada kembali ke kampung halaman, Tanjung Tawang,
Lintang Empat Lawang. Negeri para jagoan. Tempat empat jagoan bersatu
menjaga bumi yang subur makmur. Dengan sungainya yang tak pernah kering.
Dengan hasil buminya yang berlipah-ruah. Dengan hewan ternaknya yang
berkeliaran aman di sekitar pedesaan. Dengan penduduknya yang ta’at
beribadah. Dengan anak-anak dan remajanya yang sangat memuliakan orang
tua-tua serta sangat mengagungkan kebesaran Nabi Muhammad SAW dan
keagungan Allah SWT. Tak ada penjudi. Tak ada pencuri. Apalagi perampok.
Tak ada minuman keras. Apalagi Narkoba. Tata krama pergaulan yang ramah
dan sopan. Namun tegas dan keras dalam membela kebenaran. Nedo muno
mati jadia. Selalu siap mati demi membela kebenaran. Kewajiban Amar
ma’ruf Nahi Munkar benar-benar terpatri di setiap jiwa umat. Jangankan
melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, merokok ditengah hari di
bulan puasa saja akan mendapat teguran yang keras. Semua berlomba
meraih redho Allah.
Tapi itu dulu. Dulu sebelum aku pergi merantau
meninggalkan kampung halaman. Berat rasanya untuk kembali ke tempat itu.
Karena segalanya sudah berubah. Semua berawal dari kebijakan pemerintah
Orde Baru. Lembaga adat ke-pasirah-an sebagai kepala marga yang dipilih
secara langsung oleh penduduk yang selalu tampil dalam menyelesaikan
berbagai masalah dihapuskan. Sebaliknya judi secara nasional disiarkan
hingga ke plosok pedesaan dan wajib diamankan oleh aparat. Video porno
yang merusak generasi muda disewakan bebas oleh aparat pada awal
masuknya jaringan televisi ke pedesaan. Para ustad yang menentang
diintimidasi dengan sebutan ekstrim kanan sehingga banyak
sekolah-sekolah agama bubar karena dianggap sebagai tempat para ustad
memprovokasi masyarakat untuk menentang kebijaksanaan pemerintah.
Hanya dalam kurun waktu tiga puluh tahun, perubahan mulai terlihat
nyata. Hampir semua sekolah agama rontok alias bubar. Bahkan Sekolah
agama madrasah ibtidaiyah yang berpuluh tahun kucoba pertahankan demi
pendidikan agama para tunas bangsa serta merta dijadikan sekolah pagi
sehingga muridnya jauh berkurang karena tak bisa lagi sekolah rangkap
seperti dulu. Pagi sekolah dasar, siang sekolah agama. Sehingga peluang
untuk belajar berjudi dan mencuri bagi anak-anak akan berkurang. Dan
para orang tua dapat bekerja dengan tenang di ladang tanpa kehawatiran
anak-anaknya melakukan hal-hal yang dapat merugikan masa depannya.
sekarang para orang tua tak lagi mewajibkan anak-anaknya belajar sholat
dan mengaji. Mereka lupa bahwa anak yang salah didik justru dapat
menjadi musuh di dunia dan akhirat. Banyak anak yang tega membunuh orang
tua karena ingin menguasai harta warisan sebelum waktunya. Dan di
akherat kelak mereka pasti menyalahkan kedua orang tua dan akan menyeret
kedua orang tuanya ke neraka karena tidak memberikan pendidikan agama.
Bahkan tak jarang para orang tua justru memberikan contoh secara nyata
kepada anak-anaknya bagaimana cara memperoleh rezeki yang diharamkan
Allah dengan judi dan mencuri. Mengambil hasil tanaman orang lain di
kebun orang di tengah hutan tanpa meminta izin terlebih dahulu
seolah-olah tanaman itu tumbuh dengan sendirinya. Meminjamkan uang
dengan bunga yang sangat tinggi (pancing gendam/ Riba). Bila meminjam
sesuatu tidak mau mengembalikan dan dianggap milik sendiri dan berharap
yang punya lupa. Kalau menghutang tidak mau membayar bahkan kalau
ditagih langsung marah. Melakukan pembiaran terhadap berbagai
kemaksiatan yang ada disekitar lingkungannya dan membiarkan anak membawa
harta yang dapat diduga milik orang lain ke rumah seolah-olah
menyetujui adanya kemaksiatan dan perbuatan tercela itu. Semua contoh
buruk tersebut akan mengendap dalam ingatan anak-anak dan akan
dipraktekkan di masa depannya. Karena itu tidak mengherankan bila para
anak muda tak lagi mencintai mesjid untuk beribadah karena orang tua
mereka sendiripun tak pernah mencontohkan.
Juga semakin sulit
menemukan para ustad yang bertanggung jawab. Bahkan tak berani secara
tegas menyatakan bahwa tidak sholat itu kafir karena takut dibenci dan
disisihkan dari pergaulan. Sehingga kata kafir diganti kufur. Lebih
parah lagi ada ustad yang tanpa sadar membohongi umat dengan mengatakan
bahwa kalau berpuasa sebulan romadhon maka diampuni segala dosa dan
kembali suci seperti bayi yang baru lahir. Entah ayat mana yang mereka
jadikan dalil. Akibatnya selama sebelas bulan umat bebas melakukan
berbagai dosa. Toch nanti pada bulan puasa akan diampuni segala dosa dan
kembali suci seperti bayi. Kewajiban zakat tak pernah diberitahukan
kepada umat. Padahal dalam ayat sholat selalu bergandengan dengan
kewajiban zakat. Akibatnya umat tidak lagi menganggap zakat sebagai
kewajiban. Sehingg fungsi sosial untuk membantu meringankan beban
sesama umat terlupakan.
Meskipun tau bahwa tidak semua umat
memiliki tafsir Al-Qur’an dan tak mengerti bahasa Arab, tapi tak mau
menjelaskan makna bacaan ayat Al-Qur’an yang diajarkannya melainkan
lebih mengutamakan cara membaca dan panjang pendeknya. Akibatnya umat
tidak dapat memahami maksud yang terkandung dalam Al-Qur’an. Sehingga
tidak mungkin dapat melaksanakan aturan Allah dalam kehidupan nyata
sehari-hari. Mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dianggap tabu. Karena
takut dituduh teroris. Asal umat sudah sholat cukuplah. Bahwa mereka
melakukan STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan, itu urusan masing-masing.
Akibatnya, perlahan tapi pasti, umat tersesat semakin jauh.
Dan
hasil karya pemerintah orde baru itu sudah semakin nyata. Judi tak lagi
dibenci. Bahkan disukai oleh segenap lapisan masyarakat. Besar kecil tua
muda laki perempuan, hampir semua menjadi penggemar judi. Mereka tak
sadar setiap rupiah yang diperoleh dengan tetesan keringat hasil
pertanian dengan mudah disetorkan ke orang lain para bandar judi togel
entah dimana mereka berada. Pencurian dan perampokan pun meraja-lela tak
kenal waktu dan tempat lagi. Tak ada sejengkal tanah pun aman dari
pelaku kejahatan. Hasil kebun dijarah. Hewan ternak dicuri. Harta dalam
perjalanan dirampok. Tak ada yang dapat mereka lakukan selain memetik
hasil kebun seperti kopi dan durian sebelum waktunya meskipun harganya
murah karena mutunya rendah lantaran dipetik sebelum waktunya dari pada
kedahuluan para pencuri yang semakin sulit ditandai karena hampir semua
melakukan. Tak lagi memelihara hewan ternak, meskipun hanya ayam. Karena
selalu menjadi sasaran pencuri. Ke depan, mungkin tak mau lagi bercocok
tanam karena selalu didahului pencuri. Lalu, bagaimana cara mereka
untuk bertahan hidup?. Merampok, bila perlu membunuh, siapa pun yang
lewat di setiap jalan yang sepi di antara desa yang satu dengan desa
yang lain.
Itulah fakta dan latar belakangnya. Lalu apa solusinya?.
Pasti banyak yang tau jawabannya. Yakni, Pertama, Agama. Hijrah kembali
menjadi umat Islam yang kaffah. Islam yang utuh. Melaksanakan segala
perintahnya dan menjauhi semua larangannya. Sesuai dengan firman Allah
dalam kitab suci Al-Qur’an surat Al-Baqarah Ayat : 208. “Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah
kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu”.Tetapi permasalahannya, apa yang harus dikerjakan sekarang
agar bisa makan hari ini?. Agama tentu saja hanya merupakan kebutuhan
rohani. Sementara kebutuhan tubuh untuk makan tidak dapat ditunda-tunda.
Bukankah sudah ada program RASKIN?. Benar. Tapi cara pengelolaannya
yang salah. Raskin dijadikan sumber penghasilan tambahan bagi aparat.
Raskin juga diuangkan untuk dijadikan alat taruhan judi togel. Raskin
juga sama sekali tidak mendidik masyarakat untuk berusaha sendiri
mencari rezeki dalam jangka panjang. Rakyat perlu irigasi dan penyuluh
pertanian serta pemasaran hasil bumi. Seharusnya raskin dijadikan sarana
untuk mengatasi kondisi dalam keadaan darurat. Untuk itu dibuat dapur
umum di setiap desa agar semua orang dapat makan.
Kemudian setelah
makan, semua diwajibkan mengerjakan sawah dan ladangnya masing-masing.
Jangan ada yang santai di rumah kecuali wanita dan anak-anak. Anak usia
sekolah wajib digiring ke sekolah. Bila usianya tak memungkinkan lagi di
sekolah negeri, masuk Sekolah agama swasta yang tidak membatasi usia
sekolah. Bagi remaja yang sudah tamat sekolah dan tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi wajib ikut ke ladang membantu orang tua. Bagi yang tak
punya lahan sawah dan ladang dapat mengerjakan sawah dan ladang milik
orang lain dengan perjanjian bagi hasil. Tanam padi, sayuran atau
jagung. Bagi yang tak punya sawah dan ladang dan tak memperoleh lahan
tidur milik orang lain untuk dikerjakan, dapat memelihara dan
mengembalakan ternak milik orang lain dengan bagi hasil. Bila memiliki
kejujuran dan tanggung jawab, pasti ada orang yang bersedia mengeluarkan
modal untuk beternak dengan bagi hasil tersebut. Yang penting, jangan
sampai baru satu bulan sudah dijual dan pura-pura dicuri orang. Bila itu
semua tak mungkin, bawa dacing tenteng dan karung goni pergi ke pasar
tradisional, (Kalangan). Ada cabe beli. Ada kemiri beli. Ada jeruk beli.
Ada kopi beli. Keesokan harinya jual ke kota. Tentu saja sebelum beli
tanya dulu harga jual dan ongkos kendaraan. Dan lain sebagainya. Masih
ada sejuta cara untuk mencari harta secara halal. Terakhir jadi buruh
tani atau kuli panggul. Bukankah Allah sudah menjanjikan bahwa setiap
mahluk bernyawa Allah jamin rezekinya.
Bila program ini dijalankan,
dalam waktu empat bulan kemudian, pasti semua penduduk sudah menikmati
hasil usahanya sendiri baik berupa beras, jagung maupun sayur-sayuran.
Demikian juga bagi yang beternak. Pasti sudah bertambah dan sudah ada
yang bisa dijual. Dengan demikian peminat raskin di dapur umum akan
berkurang. Sehingga dana yang tersedia dapat digunakan untuk keperluan
lain yang tak kalah pentingnya. Misalnya untuk meningkatkan kualitas
kesehatan dengan membelikan dan membuat peralatan buang air besar di
setiap rumah tangga. Agar tak lagi mencemarkan air sungai yang memiliki
fungsi ganda tersebut ; tempat mandi, tempat mencuci, tempat mengambil
air untuk minum dan masak, terutama di musin kemarau, dan .. tempat
buang air besar seluruh penduduk desa yang dilaluinya. Sehingga setiap
musim kemarau, warga lintang minum air kotorannya sendiri.
Bersamaan
dengan itu para ustad juga perlu diingatkan, bahwa pekerjaan mereka
sangat mulia. Mereka adalah pewaris nabi dan para ulama. Di tangan
mereka umat menggantungkan diri. Mereka adala panutan dan tauladan bagi
umat. Karena itu mereka mutlak harus bertanggung jawab dengan
profesinya. Mengenai kewajiban sholat hadisnya sangat jelas, Bainal
Kupri wal Iman, tarkus sholah. Batas antara kafir dan beriman adalah
meninggalkan sholat. Dalam hadis yang lain juga ditegaskan bahwa kelak
di akhirat, yang diperiksa pertama adalah sholat. Bila sholat tak
dikerjakan maka semua amalannya tidak akan diperiksa lagi alias
nyemplung ke neraka. Mengenai Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Allah dengan
tegas menyatakan dalam surat Ali Imran Ayat : 104 “Dan hendaklah ada
di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. merekalah orang-orang
yang beruntung”.
Sejalan dengan firman Allah ini, junjungan kita
nabi Muhammad SAW juga bersabda : Dari Huzaifah bin Yamani ra. bahwa
Rasulullah saw. bersabda: "Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya.
Sungguh kalian harus menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari
kemungkaran atau Allah akan mempercepat azab dari-Nya lalu kalian berdoa
tetapi tidak akan dikabulkan." Tirmizi, hadis nomor 2169. Melalui hadis
ini Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa bila tak ada lagi yang mau
melakukan amar ma’ruf nahi munkar, maka ; 1. Allah akan mempercepat
azabnya. Salah satu azab Allah adalah hilangnya rasa aman seperti yang
terjadi saat ini di empat lawang. 2. Doa tidak dikabulkan.
Dan yang
lebih fatal lagi, yang seharusnya disampaikan oleh para ustad kepada
seluruh umat, adalah firman Allah dalam surat Ali Imran:142 “Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang
sabar”. Memang ada juga ustad yang berani menyerukan jihad. Tapi saking
takutnya dengan tuduhan sebagai teroris, pengertian jihad
disederhanakan menjadi jihad melawan hawa nafsu. Padahal jihad yang
sebenarnya tidaklah sesederhana itu. Jihad juga bermakna Memberantas
yang batil dan menegakkan yang hak. Dan Allah menjanjikan sorga bagi
siapapun yang melaksanakan jihad ini. Seperti apa sih sorga itu?. Dalam
surat Al-Baqoroh ayat 25. “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka
yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki
buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang
pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan
mereka kekal di dalamnya”.
Ini berarti, hukuman penjara sebagai
resiko yang harus diterima oleh orang yang melaksanakan perintah jihad,
sama sekali tidak sebanding dengan kenikmatan sorga yang Allah janjikan.
Sedangkan mengenai kematian karena melaksanakan jihad sudah pasti
memperoleh imbalan sorga dari Allah. Namun mengenai ajal, Allah sudah
menegaskan dalam Ali Imran ayat 145 :“Sesuatu yang bernyawa tidak akan
mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah
ditentukan waktunya”. Jadi, seandainya ada diantara penduduk yang
beriman, mau menunggu ditempat yang sepi diantara dua desa, dengan niat
berjihad untuk mencegah terjadinya perampokan di tempat itu, Allah
menjamin sorga baginya karena melaksanakan jihad amar ma’ruf nahi
munkar, dan dia tidak akan mati melakukan jihad itu kecuali dengan izin
Allah.
Kedua, hapuskan judi. Karena judi adalah sumber dari
segala kejahatan umat. Judi mengakibatkan sipelaku kehilangan akal
sehat. Membuang uang untuk sesuatu yang tidak pasti. Judi membuat orang
jadi melarat karena semua harta termasuk harta mertua pun bisa terjual
karena kalah judi. Karena judi orang bisa jadi pencuri. Perampok, penipu
dan sebagainya. Tak ada pilihan lain, judi harus dihapuskan dari bumi
empat lawang. Bagi yang terlanjur mendarah daging sehingga tak bisa
lepas lagi dari judi, silakan pergi ke Singapura atau ke Malaysia dimana
judi memang dihalalkan dan difasilitasi. Lalu siapa yang harus
menghapuskan judi tersebut?. Yang paling utama tentu saja pemerintah
dengan dukungan aparatur keamanan setempat. Tapi langkah ini tak mungkin
berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat. Oleh karena itu masyarakat
harus dilibatkan dalam pembasmian judi. Setiap orang yang melaporkan
adanya perjudian harus dilindungi dan diberi hadiah apabila ternyata
laporannya benar. Bagi mereka yang tertangkap tidak ada perdamaian,
semua harus dihadapkan ke meja hijau dan dijebloskan ke penjara.
Dan yang ketiga atau terakhir, tegakkan hukum tanpa pandang bulu.
Siapapun dia, bila melakukan pelanggaran hukum harus dipenjarakan.
Termasuk para pelaku dan penyelenggara judi dalam bentuk apapun.
Termasuk para pembeli dan penjual minuman keras. Termasuk para pemakai
dan pengedar Narkoba. Termasuk para pencuri kopi dari pohonnya dan
pembeli kopi basah hasil curian itu. Pemerintah harus menyediakan dana
yang memang berasal dari uang rakyat tersebut untuk meningkatkan operasi
penegakan hukum dengan mengerahkan seluruh kekuatan aparatur keamanan
yang ada dan dukungan sepenuhnya masyarakat melalui kotak pengaduan,
telpon dan internet pengaduan dengan jaminan penuh keamanan bagi setiap
pelapor dan imbalan hadiah bagi mereka yang berani membela kebenaran
dengan membantu pemerintah menghapuskan segala bentuk kemaksiatan di
muka bumi.
Kesimpulannya adalah, tidak ada alasan untuk berputus
asa. Selalu ada jalan untuk mengatasi setiap persoalan. Penyebab utama
kemerosotan moral di bumi empat lawang adalah karena menjauh dari ajaran
agama. Tapi jalan menuju kembali ke ajaran agama tak mungkin dapat
dilakukan tanpa melakukan pembenahan total terhadap situasi dan kondisi
kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena itu disamping dilakukan
peningkatan kualitas keimanan melalui pendidikan agama dan pengajian di
setiap desa, juga disertai dengan langkah peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta penegakan hukum secara tegas dan konsekwen tanpa
pandang bulu terhadap segala bentuk kemaksiatan. Dan ini merupakan AMAR
MA’RUF NAHI MUNKAR. Ini perintah Allah. Barang siapa berjihad untuk
menjalankan perintah Allah, baik yang hidup maupun yang tewas karena
itu, Allah telah menjanjikan sorga. Dan semua tau, Allah tak pernah
ingkar janji. Semoga saja tulisan ini dapat menggugah hati setiap orang
yang masih tersimpan setitik iman dalam jiwanya, untuk bangkit memenuhi
seruan Allah, melakukan Jihad fi sabilillah, menegakkan syareat Allah di
muka bumi. Demi mengharapkan redho Allah. Insya Allah.
Hingga
saat ini aku masih belum memutuskan langkah apa yang akan kutempuh
selanjutnya dalam mengisi hari-hari pensiunku. Alhamdulillah kedua
anakku sudah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Yang tua
sudah bekerja mengikuti jejakku di Direktorat Jenderal Imigrasi
Kementerian Hukum dan Hak asasi Manusia. Sementara yang kecil baru akan
di wisuda bulan Mei 2013 yang akan datang. Ada keinginan untuk bergabung
dengan partai politik dan memperebutkan kursi di Senayan, untuk ikut
membenahi negeri ini dari dalam. Karena teriakan dari luar gedung itu
sangat sulit didengar sampai ke dalamnya. Tapi menyadari betapa
besarnya biaya yang harus dikeluarkan, sepertinya aku harus berpikir
dua kali. Dari pada uang yang hanya sedikit dan hilang sia-sia, lebih
baik digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Sementara rencana
untuk kembali ke desa guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi di kampung
halaman, masih terhalang beban keluarga karena kedua anakku belum
berumah-tangga. Karena itu untuk sementara kuputuskan untuk beristirahat
di rumah sambil menunggu gaji pensiun turun dengan pangkat pengabdian
golongan IVd, dengan meningkatkan peribadatan, bergabung bersama jemaah
terdekat di luar komplek perumahan. Kisah anak pak Andigh nak nyadi
rajo pun, selesai sudah. Balik dusun, ngulang nyawat agi. Alhamdulillah. (Yans Zailani ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar