Senin, 28 April 2014

Sahabat Sepanjang Masa


Hari ini tergerak hati pengen ngebuka blog yang sudah berapa bulan ini kutelantarkan, entah karena aku mulai malas, atau aku benar-benar tidak mempunyai inspirasi lagi buat menulis, atau aku benar-benar teralihkan karena kesibukan ku. nah.. Jadi kali ini aku coba kembali luangkan waktu buat  mengisi kembali beranda di blog ini.
Ok..tema tulisan kali ini adalah :  "Now i want to tell u a litle story about friend and friendship.."
Kata Andi temanku sie..semakin tua usia semakin berkuranglah teman kita..
Hmm, jawabannya bisa iya bisa enggak tergantung individunya kali.. tapi dari sekian banyak teman yang ku survei mereka mengatakan semakin tua usia kita semakin berkuranglah teman kita itu betul. dan apabila kita mengalami kondisi itu maka baru sadarlah kita betapah indah & berharganya waktu-waktu yang perna kita habiskan bersama teman-teman kita dahulu. 


Dan membahas tentang sahabat maka kali ini tulisan ku dedikasikan untuk mengenang Almarhum sahabat terbaik yang perna ada bagiku. 
Jika seseorang ditanya makna sahabat maka masing-masing akan memiliki definisi khusus akan arti sahabat. Aku sendiri sulit mendeskripsikan apa itu sahabat. Yang pasti sahabat adalah orang yang cukup bisa mengerti dan menerima kita apa adanya. Sahabat juga sulit dideskripsikan melalui kata-kata karena tak kan pernah habis kata untuk mendeskripsikan makna sahabat itu sendiri.
Yongki Saputera adalah nama lengkapnya. Yongki adalah panggilannya. Pertama kali bertemu dengannya ketika masuk kelas 4 Sekolah Dasar. sebagai murid pindahan aku langsung bisa berteman baik dengan dia dan  secara kebetulan aku dan Yongki berada dalam satu kelas setiap kenaikan kelas, mulai dari SD, SMP sampai SMA, satu sekolahan, satu kelas & satu meja. cuma ada berapa semester saja kita pisah sebentar.

dari Jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan pun berganti tahun. kebersamaan kami terjalin  hingga akhir SMA. Terlalu banyak kisah yang sulit untuk ku ungkapkan jika harus menceritakan kisah setiap semesternya. Saking solmetnya kami pun mengikuti setiap kegiatan, organisasi sampai masalah Asmara bersama-sama. apabilah aku tidak ikut suatu kegiatan maka yongki juga tidak ikut begitu juga sebaliknya. belajar di meja yang sama dari SD sampai dengan SMA tidak membuat kami bosan atau sebagainya, sebaliknya banyak sisi positif yang kami bawa, seperti halnya hubungan mutual simbiosis dalam ilmu Biologi, aku dang yongki sama-sama saling melengkapi. Betapa senangnya dulu aku memiliki sahabat sepertinya. Tak kan habis jika ku ceritakan semua tentangnya. Tak kan berujung jika ku jabarkan cerita bersamanya. Tak kan pernah ada batas persahabatan ku dengannya. Yang ku tahu aku adalah sahabatnya dan dia adalah sahabat terbaikku.

Hingga pada akhirnya setelah lulus SMA, masing-masing dari kami memilih jalan yang berbeda. Berusaha mengejar cita-cita-nya sendiri. Semua berjalan seperti biasa. Tidak ada satu tanda pun yang akan membawa kami pada keadaan duka.

Di penghujung Tahun 2003 seusai hari ujian akhir SMA, aku pun merantau ke Lampung melanjutkan study ke perguruan tinggi . Selama itu kami tetap menjalin persahabatan jarak jauh. tak sabar menunggu setiap liburan semester agar bisa reuni dengan sahabat ku ini,  aku begitu merindukan saat-saat kami masih bersama, bercanda dan tertawa bersama, berdiskusi dan berbagi pengetahuan akan segala sesuatunya, dan masih banyak lagi. Hanya satu yang tak pernah kami lakukan adalah sengaja untuk berfoto berdua. Rasanya sulit mencari foto ku khusus dengannya semasa SMA. Oh ada satu, waktu kita muncak di gunung Dempo tapi itu pun ada teman-teman di dekat kami.


(Di gambar aku memakai syal & sedang merangkul yongki dari belakang)
Setelah sekian lama berteman, aku pada akhirnya menyimpulkan bahwa Yongki adalah seorang pribadi yang menakjubkan. Seorang Lelaki baik & Periang, tenang dan candanya membawa ketenangan bagi yang ada di dekatnya.
Hingga pada hari itu terdengar kabar berita duka bahwa Yongki telah meninggal karena Kecelakaan, di kampung halaman Lintang Empat Lawang. Seakan tidak percaya mendengar kabar itu. Berharap bahwa berita itu tidak benar adanya. Duka-pun langsung menghampiri ku.

Aku terus menangis di dalam bis sepanjang perjalanan pulang dari Lampung ke Lintang Empat Lawang, tak peduli dengan penumpang yang lain, tak ingat aku mestinya malu menangis sebagai seorang lelaki.

Sayangnya, hidup itu selalu penuh kejutan yang tidak menyenangkan. Kadang membuat kita sedih dan menangis. – Kematian. Tapi aku tidak ingin cobaan yang menimpa Yongki dan kami berakhir dalam muram dan duka yang tidak berkesudahan. Aku ingin cerita Yongki ini menjadi inspirasi bagi kita teman-teman semua. Sebuah cerita yang menjadikan kita selalu bersyukur. Kisah yang menjadikan kita sebagai pribadi yang tidak pantang menyerah ketika menemui kesusahan. Kisah yang menantang kita untuk tetap berpegang pada keyakinan walaupun mendapatkan ketidakadilan.

Kadangkala aku suka berpikir “kenapa orang baik baik hidupnya lebih singkat dari mereka yang bejat”, bagiku ini suatu ketidakadilan.

Sampai akhir hayatnya dengan tubuh kaku dan dingin Yongki tetap tersenyum sebagaimana yang merupakan ciri khas-nya

Terima kasih telah mengisi kisah dalam hidup ku selama ini. Aku bersyukur memiliki sahabat seperti mu. Sahabat yang bisa menempatkan diri dalam situasi apapun, bercanda dan serius, menghibur dan mengajari ku banyak hal.

Maka, kusudahi cerita ini. Bagiku Yongki sahabat sepanjang masa.
Doaku kepadamu, semoga ibadah-mu diterima di sisi-Nya dan semoga dirimu damai di surga.

Tulisan ini ku dedikasikan untuk mu duhai sahabat terbaikku, untuk para pembaca yang memiliki sahabat terbaiknya. Mari memaknai makna sahabat menurut prinsip dan kriteria masing-masing.

Salam persahabatan.

1 komentar:

  1. Innalilahi, turut berduka cita bang...semoga almarhum ditempatkan di tempat yang baik, dan kenangan persahabatan itu tetap hidup dan memberi makna....

    BalasHapus