Rabu, 30 April 2014

Berburu Jamur/ Tighaw Di Lintang Empat Lawang


Embun masih membasahi rerumputan ketika sepatu boot Neanang (Kakek)  menapaki jalan di tepian Sawah pinggiran hutan penduduk yang bersebelahan dengan sungai lintang. Biru langit tanpa batas menghiasi perjalanan Neanang pagi itu.  Sepatu boot memang merupakan perangkat wajib bagi orang-orang  yang tinggal di kebun/ hutan seperti Neanang, hal ini di butuhkan ketika mereka beraktifitas di dalam kebun/ hutan  lembab yang masih banyak dihuni oleh pacet maupun ular . 



Setiap pagi atau sore di musim penghujan, dulu Neanang sering mengajak aku  menyusuri semak-semak di hutan pinggiran sungai lintang untuk berburu Jamur. kegiatan ini bukanlah sebagai mata pencaharian tapi aktifitas ini di lakukan sembari berangkat atau pulang dari kebun. 

Puluhan batang pohon harus dicermati oleh Neanang, dan ini sangat membutuhkan kewaspadaan yang ekstra dalam berburu jamur. dimana Jamur biasanya tumbuh di batang pohon yang mati atau di bawah pohon dengan kondisi tanah yang lembab dan  kurang sinar matahari.

Dangau/ Pondok  tempat neanang tinggal di kebun  memang lumayan jauh dari tempatnya berburu jamur. Tak hanya Neanang, Masyarakat Lintang Empat Lawang  pada umumnya adalah pejalan kaki yang handal, tiap hari pagi dan sore mereka jalan kaki bolak-balik dari perkampungan menuju ladang yang jaraknya kadang mencapai puluhan kilometer. 

Dangau/ Pondok Neanang memang sedikit terpencil dari pondok milik petani yang lainnya, bangunan panggung berdinding papan  dan bambu, disekat dalam tiga ruangan. Ruang tamu sekaligus balai-balai untuk tidur dan menerima tamu. Lalu terdapat ruang tengah, dihiasi satu lemari kayu dan barang perabotan ala kadarnya. Sementara ruang paling belakang, terletak dapur tradisional. hanya ada satu barang elektronik yang terlihat yaitu radio antik bermerk Cawang yang menjadi teman setia Neanang ketika beristirahat di peraduannya. 

Ada berbagai macam tighaw atau jamur yang dapat di temukan di dalam hutan ini, mulai dari ukuran jempol tangan sampai ukuran kepala manusia. aku masih ingat jelas beberapa tighaw/ jamur yang dapat dikonsumsi yang perna di jelaskan oleh Neanang.

1. Jamur Grigit




Jamur grigit ini warnanya putih, berbentuk seperti kipas kecil bergerombol, biasa menempel di ranting atau dahan pohon kering di hutan. tapi jamur grigit umumnya lebih suka tumbuh di batang pohon kemiri yang tumbang,  rasanya gurih  dengan tekstur kering, berbeda dengan jamur pada umumnya yang bertekstur kenyal ketika di masak. dan ada sebagian masyarakat Lintang Empat Lawang yang memang mencari jamur ini untuk dijual.



2. Jamur KiJang 




Jamur Kijang merupakan jamur yang tumbuh di atas tanah, warna tudungnya cokelat mirip dengan warna kulit kijang/ rusa, dengan ukuran tudungnya rata-rata berdiameter 10 cm, dan ketika tudung ini mulai tua maka  maka pinggiran tudung biasaya akan  terbelah. Jamur ini sekarang sangat sukar sekali di temukan, apalagi dengan siklus tumbuhnya yang cepat dan tumbuh tidak bergerombol, serangga seperti ulat & semut pun sangat suka dengan jamur ini, maka tidak heran apabila kita menemukan jamur ini biasanya  sudah dalam kondisi yang rusak di makan serangga.

3. Jamur Kelumbuk





Diantara beberapa jenis jamur hutan, jamur kelumbuk ini merupakan jamur yang paling enak menurut aku, biasanya jamur ini dimasak dengan cara di pepes. Ukuran tudungnya hanya sebesar jempol tangan orang dewasa, dengan warna cokelat tua kemerahan dan batang bewarna putih keabuhan, jamur ini di panen sebelum tudungnya mengembang. ekologinya biasanya ditanah dengan humus yang tinggi maupun di pohon mati yang sudah lapuk, tumbuhnya bergerombol dengan masa siklus hidup yang singkat.

4. Jamur Cocor Beber/ Jamur Kuping Monyet/ Jamur Ceghap Ceghop



Kalo untuk jamur yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi untuk kebanyakan orang karena jamur ini hampir di seluruh indonesia dapat di temukan, malah dapat di beli dipasar-pasar tradisional. 
Dan di setiap daerah jamur inipun mempunyai nama sendiri-sendiri, untuk daerah Lintang Empat Lawang sie jamur  ini sering di sebut dengan "tighaw ceghap ceghop", entahlah dari mana asal usul nama itu muncul, tapi kata Neanang sie karena suara ceghap ceghop berisik sewaktu kita mengunya jamur ini makanya di namai jamur ceghap ceghop.

5. Jamur Tumbuh Petang 






Struktur, ukuran & warna  jamur ini mirip sekali dengan jamur Kelumbuk sewaktu tudungnya sudah mengembang, yang membedakannya yaitu jamur ini tumbuh bergerombol dengan populasi yang padat dan banyak, tumbuh di tanah yang lembab & kurang sinar matahari,  waktu tumbuhnya pun juga  di sore hari, itulah kenapa jamur ini dinamai jamur Tumbuh Petang.
Sekarang jamur ini juga sukar di temui, hal ini dikarenakan berkurangnya areal hutan yang masih terawat keasrian dan kaya akan humus. 

6. Jamur Elang 


Nah dari sekian banyak jamur, jamur elang inilah yang paling unik bagiku, dapat menemukan jamur ini tumbuh merupakan suatu keberuntungan dengan tingkat kegembiraan di atas normal.
Jamur ini tumbuh tunggal, populasinya tumbuh paling banyak tiga batang, dengan ukuran batang & tudung yang super big size..  diameternya dapat mencapai 30 cm, dan konon kata Neanang sewaktu areal hutan masih luas jamur dan asri Jamur ini dapat ditemukan dengan diameter mencapai 50 cm.
tapi untuk rasanya sie menurut aku tidak sebanding dengan tampilannya. rasanya kurang enak dibanding dengan jamur-jamur yang lain.


Dan tidak lupa juga dulu Neanang  memberikan penjelasan tentang ciri-ciri jamur yang tidak dapat dimakan atau jamur beracun. Menurut Neanang umumnya Jenis jamur beracun umumnya memiliki warna cukup mencolok mata, misalnya, merah darah, hitam, cokelat, hijau tua, biru tua, dan sejenisnya.
Sebaliknya, menurut  Neanang kebanyakan   jamur-jamur berwarna terang tergolong ke dalam kelompok yang dapat dimakan.

Indikasi lain, untuk mengetahui jika jamur itu beracun yaitu jamur dapat dikerat, kemudian dilekatkan dengan benda yang terbuat dari perak asli (pisau, sendok, garpu, atau cincin), pada permukaan benda-benda itu akan muncul warna hitam (karena sulfida) atau kebiruan (karena sianida).

dan untuk ciri-ciri lain untuk mengenali jamur beracun adalah :

Jamur beracun biasanya mempunyai cincin atau cawan. Tetapi khusus untuk beberapa jamur itu tak berlaku, seperti pada jamur merang yang memiliki cawan dan campignon yang bercincin.
Bau jamur yang beracun selalu menusuk. Bisa seperti bau telur busuk atau seperti bau amoniak.
Jamur beracun biasanya tumbuh di tempat yang kotor.
Jamur beracun akan cepat menimbulkan karat pada pisau yang dipakai mengeratnya. Namun, jika pisau yang dipakai terbuat dari perak, warna hitam atau biru tua akan segera muncul.
Jamur beracun berubah warna dengan cepat pada waktu pemanasan dan pemasakan.

Alhamdulillah selama ini sih Setiap jamur yang kita konsumsi  dari hasil berburu Neanang belum pernah yang namanya keracunan jamur, apalagi orang Lintang Empat Lawang mempunyai tips khusus dalam mengenali jamur itu beracun atau tidak yaitu sewaktu dimasak jamur dicampur dengan terong, apabila terong tersebut tidak mau empuk maka dapat dipastikan kalo jamur tersebut beracun. Nah, demikian sekilas cerita pengetahuan  yang kudapat dari Neanang, semoga dapat menambah wawasan kita.. :)

Senin, 28 April 2014

Sahabat Sepanjang Masa


Hari ini tergerak hati pengen ngebuka blog yang sudah berapa bulan ini kutelantarkan, entah karena aku mulai malas, atau aku benar-benar tidak mempunyai inspirasi lagi buat menulis, atau aku benar-benar teralihkan karena kesibukan ku. nah.. Jadi kali ini aku coba kembali luangkan waktu buat  mengisi kembali beranda di blog ini.
Ok..tema tulisan kali ini adalah :  "Now i want to tell u a litle story about friend and friendship.."
Kata Andi temanku sie..semakin tua usia semakin berkuranglah teman kita..
Hmm, jawabannya bisa iya bisa enggak tergantung individunya kali.. tapi dari sekian banyak teman yang ku survei mereka mengatakan semakin tua usia kita semakin berkuranglah teman kita itu betul. dan apabila kita mengalami kondisi itu maka baru sadarlah kita betapah indah & berharganya waktu-waktu yang perna kita habiskan bersama teman-teman kita dahulu. 


Dan membahas tentang sahabat maka kali ini tulisan ku dedikasikan untuk mengenang Almarhum sahabat terbaik yang perna ada bagiku. 
Jika seseorang ditanya makna sahabat maka masing-masing akan memiliki definisi khusus akan arti sahabat. Aku sendiri sulit mendeskripsikan apa itu sahabat. Yang pasti sahabat adalah orang yang cukup bisa mengerti dan menerima kita apa adanya. Sahabat juga sulit dideskripsikan melalui kata-kata karena tak kan pernah habis kata untuk mendeskripsikan makna sahabat itu sendiri.
Yongki Saputera adalah nama lengkapnya. Yongki adalah panggilannya. Pertama kali bertemu dengannya ketika masuk kelas 4 Sekolah Dasar. sebagai murid pindahan aku langsung bisa berteman baik dengan dia dan  secara kebetulan aku dan Yongki berada dalam satu kelas setiap kenaikan kelas, mulai dari SD, SMP sampai SMA, satu sekolahan, satu kelas & satu meja. cuma ada berapa semester saja kita pisah sebentar.

dari Jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan pun berganti tahun. kebersamaan kami terjalin  hingga akhir SMA. Terlalu banyak kisah yang sulit untuk ku ungkapkan jika harus menceritakan kisah setiap semesternya. Saking solmetnya kami pun mengikuti setiap kegiatan, organisasi sampai masalah Asmara bersama-sama. apabilah aku tidak ikut suatu kegiatan maka yongki juga tidak ikut begitu juga sebaliknya. belajar di meja yang sama dari SD sampai dengan SMA tidak membuat kami bosan atau sebagainya, sebaliknya banyak sisi positif yang kami bawa, seperti halnya hubungan mutual simbiosis dalam ilmu Biologi, aku dang yongki sama-sama saling melengkapi. Betapa senangnya dulu aku memiliki sahabat sepertinya. Tak kan habis jika ku ceritakan semua tentangnya. Tak kan berujung jika ku jabarkan cerita bersamanya. Tak kan pernah ada batas persahabatan ku dengannya. Yang ku tahu aku adalah sahabatnya dan dia adalah sahabat terbaikku.

Hingga pada akhirnya setelah lulus SMA, masing-masing dari kami memilih jalan yang berbeda. Berusaha mengejar cita-cita-nya sendiri. Semua berjalan seperti biasa. Tidak ada satu tanda pun yang akan membawa kami pada keadaan duka.

Di penghujung Tahun 2003 seusai hari ujian akhir SMA, aku pun merantau ke Lampung melanjutkan study ke perguruan tinggi . Selama itu kami tetap menjalin persahabatan jarak jauh. tak sabar menunggu setiap liburan semester agar bisa reuni dengan sahabat ku ini,  aku begitu merindukan saat-saat kami masih bersama, bercanda dan tertawa bersama, berdiskusi dan berbagi pengetahuan akan segala sesuatunya, dan masih banyak lagi. Hanya satu yang tak pernah kami lakukan adalah sengaja untuk berfoto berdua. Rasanya sulit mencari foto ku khusus dengannya semasa SMA. Oh ada satu, waktu kita muncak di gunung Dempo tapi itu pun ada teman-teman di dekat kami.


(Di gambar aku memakai syal & sedang merangkul yongki dari belakang)
Setelah sekian lama berteman, aku pada akhirnya menyimpulkan bahwa Yongki adalah seorang pribadi yang menakjubkan. Seorang Lelaki baik & Periang, tenang dan candanya membawa ketenangan bagi yang ada di dekatnya.
Hingga pada hari itu terdengar kabar berita duka bahwa Yongki telah meninggal karena Kecelakaan, di kampung halaman Lintang Empat Lawang. Seakan tidak percaya mendengar kabar itu. Berharap bahwa berita itu tidak benar adanya. Duka-pun langsung menghampiri ku.

Aku terus menangis di dalam bis sepanjang perjalanan pulang dari Lampung ke Lintang Empat Lawang, tak peduli dengan penumpang yang lain, tak ingat aku mestinya malu menangis sebagai seorang lelaki.

Sayangnya, hidup itu selalu penuh kejutan yang tidak menyenangkan. Kadang membuat kita sedih dan menangis. – Kematian. Tapi aku tidak ingin cobaan yang menimpa Yongki dan kami berakhir dalam muram dan duka yang tidak berkesudahan. Aku ingin cerita Yongki ini menjadi inspirasi bagi kita teman-teman semua. Sebuah cerita yang menjadikan kita selalu bersyukur. Kisah yang menjadikan kita sebagai pribadi yang tidak pantang menyerah ketika menemui kesusahan. Kisah yang menantang kita untuk tetap berpegang pada keyakinan walaupun mendapatkan ketidakadilan.

Kadangkala aku suka berpikir “kenapa orang baik baik hidupnya lebih singkat dari mereka yang bejat”, bagiku ini suatu ketidakadilan.

Sampai akhir hayatnya dengan tubuh kaku dan dingin Yongki tetap tersenyum sebagaimana yang merupakan ciri khas-nya

Terima kasih telah mengisi kisah dalam hidup ku selama ini. Aku bersyukur memiliki sahabat seperti mu. Sahabat yang bisa menempatkan diri dalam situasi apapun, bercanda dan serius, menghibur dan mengajari ku banyak hal.

Maka, kusudahi cerita ini. Bagiku Yongki sahabat sepanjang masa.
Doaku kepadamu, semoga ibadah-mu diterima di sisi-Nya dan semoga dirimu damai di surga.

Tulisan ini ku dedikasikan untuk mu duhai sahabat terbaikku, untuk para pembaca yang memiliki sahabat terbaiknya. Mari memaknai makna sahabat menurut prinsip dan kriteria masing-masing.

Salam persahabatan.